Senin, 28 November 2011

Sikap dan Ciri Al-Kaafirun

Kafir 
kafir itu ialah yang menutupi / mengingkari “Al Haq Ad Diinul Al Islam” lawan dari “Iman”
Mereka terbagi dalam berbagai tingkat kekafiran dengan puncaknya menolak, mengingkari dan mendustakan bahkan menentang Al-Haq dengan tidak beriman kepada Allah dan RasulNya.
Kita amati sikap dan ciri-ciri mereka, sebagaimana difirmankan Allah dalam Al Quran, antara lain :
  1. Tidak menyadari kebodohan dirinya yang menolak beriman karena menganggap orang beriman itulah yang bodoh. [QS Al Baqarah/2 : 13]
  2. Berwatak tuli bisu dan buta hingga tidak mampu menemukan kebenaran.                    [QS Al Baqarah/2 : 18]
  3. Berwatak keras kepala : Bila diajak untuk mengikuti tuntunan yang datang dari Allah mereka menolak dengan alasan “Kami hanya mengikuti apa yang kami dapati (ajaran) dari nenek moyang kami, walaupun nenek moyang mereka orang-orang yang tidak mengetahui dan tidak mendapat petunjuk”. [QSAl Baqarah/2 : 170]
  4. Mengingkari Allah dan para RasulNya : Hanya beriman kepada sebagian dan menolak sebagian lainnya dari para Rasul dan dengan demikian mereka ingin mencari jalan tengah. Mereka ditetapkan sebagai orang kafir yang sesungguhnya. [QS An Nisa/4 : 150-151].
  5. Lebih menyukai kehidupan dunia dari kehidupan akhirat, menghalangi dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan Allah itu bengkok. Mereka itu dalam kesesatan yang jauh. [QS Ibrahim/14 : 3].
  6. Mereka digelari Allah orang sombong dan dhalim. [QS An Nahl/16 : 29]
  7. Mata mereka tertutup / tidak mampu melihat bukti-bukti kebesaran dan kekuasaan Allah dan tidak mampu pula mendengar.[QS Al Kahfi/18 : 101]
  8. Memperdebatkan ayat-ayat Allah.  [QS Al Mu’min/40 : 4]
  9. Tidak sadar bahwa dirinya dalam keadaan tertipu bahkan terlena dalam kesombongan dan menjauhkan diri (dari panggilan untuk beriman).[QS Al Mulk/67 : 20-21]
  10. Mengutamakan menikmati kehidupan dunia. [QS Al A’la/87 : 16]

BINASALAH MANUSIA, ALANGKAH AMAT SANGAT KEKAFIRANNYA [QS Abasa/80 : 17]

Hadangan dan Hambatan


Dalam menjalani kehidupan sebagai seorang muslim kita tidak dapat berleha-leha karena kita pasti dihadang musuh-musuh yang akan menjerumuskan dan memalingkan kita dari jalan lurus.

Nah agar kita dapat melawan dan menggagalkan upaya mereka sudah pasti kita perlu mengenal mereka dengan segala sepak terjangnya. Siapa mereka ???

  1. Nafsu buruk diri sendiri yang cenderung mendorong untuk berbuat Assuu’ (yang buruk-buruk). Ini musuh dalam selimut yang sulit dilawan kecuali dengan bantuan rahmat Allah karena itu sering-seringlah berdoa yang diajarkan Nabi : "Ya Tuhan aku berlindung kepadamu dari keburukan nafsuku”  dan resapilah doa yang dibaca ketika duduk antara dua sujud : “Ya Tuhan ampunilah dan rahmatillah….dst…”
  2. Syetan terkutuk yang bersumpah dihadapan Allah akan menjerumuskan anak cucu Adam dengan nyata maupun terselubung dari segala arah. Musuh ini pun sulit dilawan sendirian. Hanya dengan bantuan Allah musuh ini dapat ditekuk, karena itu sangat dianjurkan untuk sering-sering meminta perlindungan Allah dari bisikan dan godaan syetan terlaknat. Allah menjamin bahwa hambanya yang mukhlis tidak dapat dibujuki syetan, karena itu dekat-dekatlah kepada Allah melalui berbagai amalan shaleh dengan penuh penghayatan. 
  3. Kelompok manusia kafir musyrik munafiq fasiq diantara manusia yang karena dorongan nafsu dan kebencian kepada agama Islam ingin merusak aqidah ummat Islam dengan target maksimal untuk memurtadkan minimalnya agar ummat Islam dipalingkan dari jalan lurus tuntunanAllah dan RasulNya. Ummat Islam yang tipis imannya bahkan yang buta tuli tidak mengetahui dan mengenal agamanya sendiri sangat rentan menjadi mangsa manusia-manusia durjana ini. Meskipun mereka ada juga yang mengaku sebagai pemeluk Islam bahkan “pakar” penyebar virus LPS.
     
Melawan musuh-musuh ini harus kita bentengi diri kita dengan ilmu agama yang benar yang bersumber dari Al Qurän dan As Sunnah.

Membiarkan diri tidak belajar tuntunan agama yang benar dari sumber yang benar berarti membiarkan diri menjadi santapan musuh.
 
Ujung-ujungnya tujuan utama para musuh ini sama saja agar ”jalan lurus” agama Islam dibengkokkan ke kanan dan ke kiri dan ummatnya mabuk terhuyung-huyung mengikuti pola pikir dan pola hidup mereka tanpa sadar akan malapetaka yang dihadapi.
 
WASPADALAH

Menapaki Jalan Lurus

Sebagai muslim yang taat menegakkan shalat setiap hari minimal wajib kita panjatkan doa ”Ihdina Shirathal Mustaqim” sebanyak 17 kali, bila ditambah shalat-shalat sunnah bisa puluhan kali. Namun aneh bin ajaib kita tidak pernah berpikir untuk bertanya apakah doa itu sudah dikabulkan Allah, bahkan lebih aneh lagi kita berdoa dengan hati yang kosong alias tidak sungguh-sungguh hanya sekedar memenuhi kewajiban membaca Al Faatihah. Bertambah tambah ajaibnya bahwa yang melakukan kelengahan itu manusia yang telah diberi Allah karunia lebih berupa ilmu dalam berbagai bidang.
 
Apa indikator yang membuktikan bahwa kita berpura-pura bahkan membohongi diri  dan membohongi Allah ?. Secara makro kita melihat bahwa :
  1. Negara kita yang mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam maksiat merajalela dari kota metropolitan sampai ke pelosok desa.
  2. Para elit yang terjerat korupsi pasti pula yang terbanyak mengaku beragama Islam bahkan ada yang menyandang gelar profesor, MA dan telah ber-Umrah dan ber-Haji berulang-ulang.
  3. Hasil penelitian LSI beberapa waktu lalu menyatakan bahwa lebih dari 60% umat Islam tidak menyukai Syariat Islam.
  4. Hasil penelitian seorang sarjana Unibraw yang dimuat Radar Malang beberapa waktu lalu menyatakan bahwa 17 dari 20 (85%) mahasiswi di Malang mengaku bahwa mereka pernah melakukan aborsi. Tidak keliru bila kita berasumsi bahwa mayoritas dari mereka mengaku beragama Islam.
  5. Masih banyak contoh kasus yang menunjukkan bahwa kita tidak sepenuhnya konsisten dan konsekwen dengan permohonan kita sendiri.
Secara mikro kembali kepada masing-masing diri kita untuk melihat dan menilai sejauh mana kita telah bersungguh-sungguh dan sejauh mana pula telah kita raih buah doa yang berulang-ulang kita panjatkan itu. Bila kita tetap dalam posisi lengah dan tidak bersungguh-sungguh dalam segala aspek dan bentuk ubudiyah kita akibat yang pasti adalah kegagalan dan kerugian besar yang tidak dapat diperbaiki lagi.
 
Allah telah menasehati kita, ”Wa laa Takun Min Al qhafiliin”. Sudahkan kita perhatikan nasihat itu ???.
 
Allah telah memperingatkan kita untuk memelihara diri dan kerabat dari azab neraka. Sudahkah kita implementasikan seruan tersebut ???
 
Allah telah mengarahkan kita untuk mengutamakan akhirat tanpa mengabaikan kepentingan dunia. Sudahkah kita memperhatikan ???
 
Allah telah menghinakan orang-orang lalai dengan kedudukan lebih jelek dari hewan ternak. Masih terlena jugakah kita ???
 
Allah telah memerintah kita untuk memperhatikan apa yang kita persiapkan untuk hari besok di akhirat dan tidak melupakan (mengabaikan) Allah, Sudahkah kita memperhatikan dan menanggapinya ???
 
Dengan status keterpelajaran manusia masa kini seharusnya mereka menyadari kesalahan fatal bila tetap  terperangkap dalam kelengahan berkepanjangan karena jelas hal demikian bertolak belakang dengan ajaran Nabi yang sudah demikian sering kita dengar yaitu bahwa siapa yang keadaannya sama dengan kemarin dia rugi sedang yang akan meraih kemenangan adalah yang keadaannya lebih baik dari kemarin.

Bahkan seharusnya membuat kita gemetaran dan ketakutan mendengar sebuah hadits riwayat Al Baihaqi, “Orang yang paling pedih azabnya besok pada hari kiamat ialah orang Alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat”.
 
Mari kita ikrarkan tekad untuk merubah diri kita, sikap acuh ke sikap peduli akan keselamatan kita dunia dan akhirat sekarang pada detik ini tidak ditunda-tunda lagi.
 
Tidak malukah kita sebagai orang terpelajar yang terus menerus berbohong dan membohongi diri sendiri dan Allah ?
 
Tidak khawatirkah kita terkelompokkan pada orang ghafil yang membohongi dan mengkhianati diri sendiri ???
 
Kita hayati sepenuh penghayatan essensi dan hakikat doa yang kita panjatkan berulang-ulang dan kita tindak lanjuti dengan sikap yang selaras dalam berbagai aspek kehidupan kita.
 
Kita sadarkan diri kita secara berkelanjutan bahwa kita berulang-ulang memohon kepada Allah, “Tunjuki kami jalan yang lurus yang telah Dikau karuniakan kepada mereka (para Anbiyaa, Shidiiq, Syuhada dan Shaalihiin) bukan jalan orang yang  Dikau murkai dan bukan pula jalan orang yang sesat”.
 
Dalam pergolakan hidup sangat mungkin kita terpeleset keluar jalur namun bila kita tetap berupaya menjaga kesadaran melekat sebagai hamba Allah. Insya Allah kita masih dapat mengharapkan pertolongan Allah untuk kembali ke jalan lurus.
 
Diriwayatkan bahwa Abu Bakar Ash Shiddiq r.a yang telah dijamin sebagai calon penghuni Surga masih suka memohon perlindungan kepada Allah dari sikap lalai.
 
“Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari menjadi orang yang lalai”
 
Mari kita amalkan doa ini dan tentu pula doa dan dzikir yang sudah banyak kita ketahui tapi sering lupa dan lalai untuk mengamalkannya berupa dzikir dari pagi bangun tidur sampai tidur kembali di malam hari.

Mengutamakan yang Paling Utama

Apa yang paling utama dalam kehidupan manusia ?
Jawabannya jelas akan sangat beragam, tergantung posisi dan sudut pandang  setiap orang.
Sebagai seorang muslim sudut pandangnya jelas dirujuk pada tuntunan Allah dan RasulNya
Yang paling utama bagi setiap muslim ialah memantapkan diri dengan kesadaran dan keyakinan bahwa dirinya adalah hamba Allah dengan tugas paling utama ”beribdah kepada Allah”

Beribadah kepada Allah bukan menyembanyNya. Para penyembah makhluk Allah melakukan kegiatan sembahyang pada waktu dan tempat tertentu.

Seorang muslim selalu dalam keadaan beribadah tidak terikat waktu dan ruang, Dasarnya adalah :

  1. ”Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Ilah selain Aku, maka beribadahlah padaKu”. (QS Thaha/20 : 14)
  2. ”Katakanlah, ”Sesungguhnya aku diperintahkan supaya beribadah kepada Allah dengan Ikhlas semata dalam menjalankan agama. Dan aku diperintah supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri. Katakanlah, ”Sesungguhnya aku takut akan siksaan pada hari yang besar bila aku durhakai Tuhanku”. Katakanlah, ”Sesungguhnya HANYA kepada Allah aku dengan Ikhlas beribadah dalam menjalani agamaku”. (QS Az Zumar/39 : 11-14)
  3. ”Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu”. (QS Az Zaariaat/51 : 56)
Ibadah yang dituntut Allah adalah ibadah yang ikhlas bersih dari unsur-unsur syirik kecil dan syirik besar, yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan As Sunnah ”...maka barang siapa mendambakan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah beramal shaleh dan tidak mempersekutukan Allah dalam ibadah kepadaNya dengan apapun”. (QS Al Kahfi/18 : 110)

Setelah menyadari bahwa tugas paling utama seorang muslim adalah beribadah secara ikhlas tanpa syirik kepada Allah maka tindak lanjutnya adalah memahami dan menghayati arti sebenarnya dari ’Ibadah itu. Kita coba menyerap dan meresapkan arti ”Ibadah” secara umum maupun khusus.
 
Definisi ’Ibadah secara umum ialah : ”Ibadah itu nama yang mencakup segala yang disukai dan diridhai Allah SWT baik berupa perkataan maupun perbuatan dihadapan umum maupun ketika tersembunyi”
 
Sedang pengertian ’ibadah secara khusus terbagi dalam beberapa ungkapan sesuai bidang ilmu.
Ulama fiqih : ”Segala ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahalanya di akhirat”
 
Ulama tafsir dan hadits : ”Meng-Esa-kan Allah dan men-ta’dhimkan-nya, menghinakan diri dan merendahkan diri kepadaNya”.
 
Ulama tashawwuf : ”Perbuatan seorang mukallaf yang berlawanan dengan hawa nafsunya sebagai pengagungan kepada Tuhannya”. 
 
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata : ”Ibadah itu suatu pengertian yang mencakup kesempurnaan cinta, tunduk dan takut”.

Setelah kita mengetahui definisi ’Ibadah secara umum dan khusus kita tingkatkan lagi untuk menemukan hakikat dan ruh ’ibadah agar ’ibadah kita mampu menghasilkan nilai tambah pada diri masing-masing dan mampu meningkatkan kedudukan kita disisi Allah sebagai mumin muttaqin muhsin dan shaleh.
 
Bila dalam urusan keduniaan kita selalu berupaya meningkatkan kwalitas diri sebagai manusia professional maka jauh lebih penting dalam urusan akhirat kita tidak tertinggal atau mengabaikan upaya peningkatan kwalitas diri dihadapan al khaaliq untuk meraih gelar ” H a m b a k u ” disisiNya.
 
Ingat firman Allah dalam QS. Al Fajr ayat 27 s.d 30 :
”Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan dirihai (Tuhanmu). Maka masuklah kedalam golongan hambaku. Dan masuklah kedalam sorgaku”.

UNTUK ITU MARI KOBARKAN SEMANGAT JUANG DIJALAN ALLAH. KITA EVALUASI KEMBALI TINGKAT KEJUJURAN DAN KESUNGGUHAN KITA SETIAP KALI KITA UCAPKAN SYAHADATAIN SEHINGGA UCAPAN ITU TIDAK SEBATAS UCAPAN LISAN YANG TIDAK MENYENTUH PUSAT INDRA.

”Dan kembalilah kepada Tuhanmu (bertaubat) dan tunduklah kepadanya sebelum datang azab kemudian kamu tidak tertolong lagi. Dan ikutilah sebaik-baiknya apa yang diturunkan kepada kamu sebelum datang azab secara tiba-tiba sedang kamu tidak menyadarinya”. 
(QS Az Zumar/39 : 54-55)

SK Menjadi Muslim Sejati

" Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah
Lagi Maha Penyayang ”


SURAT KEPUTUSAN
MENJADI MUSLIM SEJATI


Melihat: Kehidupan kebanyakan manusia masa ini cenderung merusak nilai kesucian kerohanian fitriahnya.

Menimbang: Hal tersebut akan sangat merugikan dan membahayakan kehidupannya 
di dunia lebih-lebih di akhirat.

Memperhatikan: Ancaman Allah SWT bagi Al Fujjaar dan janji balasan baik bagi Al Abraar.

MEMUTUSKAN DAN MENETAPKAN

Bahwa Saya : ……………………………..………………………………………..
Sejak 1 Syawal 1428 H,
1.      Meng-Ikrar-kan diri sebagai HAMBA ALLAH bukan HAMBA SELAIN ALLAH.
2.      Berupaya sungguh-sungguh mewujudkan Ikrar tersebut dalam berbagai aspek kehidupan saya.
3.      Kepada ALLAH  SWT saya bertaubat, kepada-Nya saya mohon ampunan dan 
kepada-Nya saya kembali.

Semoga Allah SWT menolong hamba.

Ditetapkan di hamparan bumi milik-Nya
Tanggal : 1 Syawal 1428 H



( ………………………… )


Diperkenalkan dan dianjurkan oleh Diklat Hidayatullah – Pondok Pesantren Hidayatullah Batu

Nasihat Kakek Hasan Untuk Peserta Limanda

Bismillahirrahmanirrahim

Cucu-cucuku, insya Allah kehadiran kalian di Diklat Hidayatullah PPH Batu untuk mengikuti kegiatan LIMANDA dan atau PONDOK RAMADHAN telah dilandasi niat yang baik dan benar yaitu untuk menambah dan memperluas ilmu agama untuk bekal beribadah kepada Allah dengan baik dan benar pula.

Sebagai siswa sebentar lagi kalian akan hijrah ke jenjang yang lebih tinggi entah berupa kenaikan kelas atau jenjang sekolah yang lebih tinggi dari SD ke SMP, SMP ke SMA, dari SMA ke perguruan tinggi. Ringkasnya ada peningkatan diri dalam dunia kesiswaan.

Nah sebagai hamba Allah, kita semua --tanpa batas usia-- harus pula meningkatkan iman dan taqwa sehingga secara berjenjang kedudukan kita pun disisi Allah meningkat pula.

Untuk tujuan itu kakek mengajak kita semua yang peduli selamat dunia akhirat kembali mengikrarkan diri sebagai “hamba Allah” melalui sebuah ‘Surat Keputusan’ yang contohnya terdapat pada halaman 9.

Selanjutnya kita melangkah untuk memastikan apa yang paling utama dalam kehidupan kita untuk itu lihat halaman 10-12.

Insya Allah kita semua yakin bahwa Allah yang mencipta dan menyayangi kita tidak membiarkan kita sesat jalan dalam mengarungi “kegelapan kehidupan dunia”. Allah mengutus hamba-hamba pilihanNya sebagai Nabi dan Rasul kepada ummat manusia dalam kurun waktu yang panjang mulai Nabi Adam AS sampai yang terakhir Nabi Muhammad SAW dengan membawa tuntunan super lengkap Addiinul Al Islaam.Tuntunan itu disebut juga “As Sabiil” (QS Al Insaan/76 : 3) dan (QS Al Fatiihah/1 : 6).

Kita tidak akan mampu tegak diatas jalan lurus itu tanpa bantuan Allah karena itu kita wajib berdoa memohon 17 kali sehari semalam dalam shalat. Dalam menapaki jalan lurus itu (lihat hal13-15) kita harus bersikap waspada dan bijak sekaligus tanggap menghadapi hadangan dan hambatan (lihat hal 16-17).

Manusia ditakdirkan Allah memiliki beragam watak dan tabiat yang baik maupun yang buruk dan mereka dikelompokkan dan digelari dengan sebutan tertentu dalam Al Quraan. Penting bagi kita untuk mengetahui ciri dan sikap tiap kelompok itu agar kita berupaya menghindar dari ‘kelompok buruk’ dan berusaha keras masuk ke dalam ‘kelompok baik’ . Untuk itu jelajahilah halaman demi halaman untuk mengetahui ciri dan sikap masing-masing kelompok itu :
  1. Al Kaafiruun hal 18-19
  2. Al Musyrikuun hal 20-21
  3. Al Munaafiquun hal 22-23
  4. Al Faasiquun hal 24
  5. Adh Dhaalimuun hal 25
  6. Al Ghaafiluun hal 26
  7. Al Khaasiruun , Al Akhsaruun hal 27-28
  8. Yang dimurkai dan dilaknati Allah hal 29
  9. Yang tidak disukai Allah hal 30

Jelas bahwa semua kelompok diatas termasuk katagori ‘kelompok buruk’ sedang ciri dan sikap ‘kelompok baik’ kita ikuti pada halaman berikut.
“Dan berjihadlah (berupaya sungguh-sungguh) kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya”. (QS Al Hajj/22 : 78)

“Dan barangsiapa yang berjihad maka sesungguhnya jihad itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”. (QS Al ‘Ankabuut/29 : 6)

Dua firman Allah diatas hendaklah memotivasi kita berusaha masuk ‘kelompok baik’ yaitu :
  1. Al Muslimuun hal 36-37
  2. Al Mu’minuun hal 38-41
  3. Al Muttaquun hal 42-45
  4. Al Muhsinuun hal 46
  5. Ash Shaalihuun hal 47-48
  6. Al Mushalliin hal 49-50
  7. Ulul Al Baab hal 51-52
  8. ‘Ibadur Rahmaan hal 53-54
  9. Al Muflihuun & Al Faaizuun hal 55-56
  10. Yang dicintai dan dirahmati Allah hal 57

Upaya keras (jihad) merupakan keniscayaan karena kita pasti dihadang musuh-musuh yang ingin menggagalkan jihad kita sekaligus menyesatkan kita. Waspadailah dan berhati-hatilah menghadapi mereka.
Menyadari kelemahan diri sebagai manusia yang mudah lupa, mudah lalai bahkan mudah tergoda ditengah upaya perongrongan iman dan penyesatan aqidah, kita sebagai ‘hamba Allah’ harus membentengi diri dengan memelihara hubungan on line dengan Allah melalui ‘dzikir dan doa’ (lihat hal 58-61)

Disamping menggemarkan diri dengan dzikir dan doa kita gemarkan mendengar nasihat langsung dari Allah melalui ‘tadabbur Al Quraan’ (ini adalah wujud dzikir yang utama) yaitu membaca sambil menelaah artinya meresapi dan menyerapnya sehingga nasihat-nasihat itu melekat erat pada lubuk hati dan akal budi kita sehingga nasihat - nasihat itu betul-betul mampu menjadi pengawal setia menghadapi musuh. Berbagai keutamaan mentadabburi Al Quraan dapat kalian ikuti pada hal 92 s.d 102.

Ingat bahwa mentadabburi Al Quraan adalah dalam rangka iman kepada Al Quraan sebagai buku petunjuk dan pedoman hidup yang bila dilalaikan atau bahkan dikesampingkan akan timbul pertanyaan besar, benarkah kita tergolong orang beriman ???

Disamping nasihat-nasihat langsung dari Allah kita perlu menggemarkan diri mendengar nasihat dari Nabi Muhammad SAW melalui berbagai Hadits. Nasihat para hukama dan shaalihiin. Beberapa nasihat pilihan dapat kalian ikut pada hal 66 s.d 67.

Berbagai upaya diatas dalam rangka memelihara dan meningkatkan kwalitas diri sebagai hamba Allah dapat berhasil pertama karena bantuan Allah dan kedua karena Allah meridhai upaya sungguh-sungguh (jihad) kita sebagaimana difirmankan Allah dalam QS Al ‘Ankabuut/29 : 69
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari) keridhaan Kami, bernar-benar kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang muhsiniin”.

Dalam kaitan ini kita perhatikan pesan Nabi SAW :
“Rabb kalian berfirman, “Wahai anak Adam beribadahlah engkau kepadaKu dengan sungguh-sungguh niscaya Aku penuhi hatimu dengan kekayaan dan aku penuhi kedua tanganmu dengan rizki. Wahai anak Adam janganlah engkau menjauh dariKu karena bila demikian niscaya aku penuhi hatimu dengan kefakiran dan aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan”. (HR Thabarani dan Hakim dari Anas r.a)

Nasihat Anas Bin Malik r.a dibawah ini perlu kita renung pula agar kita dapat berlaku bijak besatari mengarungi kehidupan ini. Beliau berpesan sebagai berikut :
“Bumi ini menyeru tiap hari dengan sepuluh seruan” :
  1. Hai anak Adam kalian berjalan diatas punggungku dan tempat kembalimu di perutku
  2. Kalian berdurhaka diatas punggungu dan kalian akan diazab didalam perutku
  3. Kalian tertawa diatas pungungku dan kalian akan menangis didalam perutku
  4. Kalian bergembira ria diatas punggungku dan kalian akan bersedih merana didalam perutku
  5. Kalian sibuk mengumpulkan harta diatas punggungku dan kalian akan menyesalinya didalam perutku
  6. Kalian memakan yang haram diatas punggungku dan belatung akan memakan tubuhmu didalam perutku
  7. Kalian bersikap sombong diatas punggungku sedang kalian akan hina dina didalam perutku
  8. Kalian berjalan bersuka ria diatas punggungku sedang kalian akan merana didalam perutku
  9. Kalian dapat berjalan diterangnya sinar matahari, bulan dan lampu diatas punggungku sedang kalian akan menjalani gelap gulita dalam perutku
  10. Kalian berkumpul diatas punggungku dan kalian akan tinggal sendirian didalam perutku

Cucu-cucuku yang ku sayangi,

Bahan bincang-bincang kita banyak banget padahal itu baru sekelumit dari samudra ilmu karena itu kakek berpesan agar tidak bosan-bosan menuntut ilmu baik ilmu untuk kepentingan di dunia maupun ilmu untuk kesejahteraan diakhirat.

Manfaatkanlah kesegaran tubuh mudamu secar optimal untuk ber’ibadah kepada Allah dengan kedisiplinan yang tinggi untuk meraih sukses dunia akhirat sebagai hamba Allah.

Gantungkanlah cita-cita dan harapanmu kepada Allah SWT disertai ikhtiar yang sungguh-sungguh sesuai sunnatullah.

Camkanlah firman Allah :
“…Sesunguhnya kamu hanya diberi balasan atas apa yang kamu kerjakan”. (QS At Thuur/52 : 16 dan QS At Tahriim/66 : 7)

Kakek menutup ‘sambutan dan pengarahan’ ini dengan harapan semoga keikutsertaan kalian dalam kegiatan LIMANDA 2008 (PL 2008) dan atau PONDOK RAMADHAN 1429 H (PR 1429 H) di Diklat Hidayatullah, Pondok Pesantren Hidayatullah Batu, benar-benar diberkahi dan diridhai Allah, bermanfaat bagi kalian dan lingkungan dekat kalian. Semoga Allah SWT selalu memayungi kita dengan taufik dan hidayahNya, Aamiin.


Batu, Jumadil Akhir 1429 H - Juni 2008