Senin, 28 November 2011

Menapaki Jalan Lurus

Sebagai muslim yang taat menegakkan shalat setiap hari minimal wajib kita panjatkan doa ”Ihdina Shirathal Mustaqim” sebanyak 17 kali, bila ditambah shalat-shalat sunnah bisa puluhan kali. Namun aneh bin ajaib kita tidak pernah berpikir untuk bertanya apakah doa itu sudah dikabulkan Allah, bahkan lebih aneh lagi kita berdoa dengan hati yang kosong alias tidak sungguh-sungguh hanya sekedar memenuhi kewajiban membaca Al Faatihah. Bertambah tambah ajaibnya bahwa yang melakukan kelengahan itu manusia yang telah diberi Allah karunia lebih berupa ilmu dalam berbagai bidang.
 
Apa indikator yang membuktikan bahwa kita berpura-pura bahkan membohongi diri  dan membohongi Allah ?. Secara makro kita melihat bahwa :
  1. Negara kita yang mayoritas penduduknya mengaku beragama Islam maksiat merajalela dari kota metropolitan sampai ke pelosok desa.
  2. Para elit yang terjerat korupsi pasti pula yang terbanyak mengaku beragama Islam bahkan ada yang menyandang gelar profesor, MA dan telah ber-Umrah dan ber-Haji berulang-ulang.
  3. Hasil penelitian LSI beberapa waktu lalu menyatakan bahwa lebih dari 60% umat Islam tidak menyukai Syariat Islam.
  4. Hasil penelitian seorang sarjana Unibraw yang dimuat Radar Malang beberapa waktu lalu menyatakan bahwa 17 dari 20 (85%) mahasiswi di Malang mengaku bahwa mereka pernah melakukan aborsi. Tidak keliru bila kita berasumsi bahwa mayoritas dari mereka mengaku beragama Islam.
  5. Masih banyak contoh kasus yang menunjukkan bahwa kita tidak sepenuhnya konsisten dan konsekwen dengan permohonan kita sendiri.
Secara mikro kembali kepada masing-masing diri kita untuk melihat dan menilai sejauh mana kita telah bersungguh-sungguh dan sejauh mana pula telah kita raih buah doa yang berulang-ulang kita panjatkan itu. Bila kita tetap dalam posisi lengah dan tidak bersungguh-sungguh dalam segala aspek dan bentuk ubudiyah kita akibat yang pasti adalah kegagalan dan kerugian besar yang tidak dapat diperbaiki lagi.
 
Allah telah menasehati kita, ”Wa laa Takun Min Al qhafiliin”. Sudahkan kita perhatikan nasihat itu ???.
 
Allah telah memperingatkan kita untuk memelihara diri dan kerabat dari azab neraka. Sudahkah kita implementasikan seruan tersebut ???
 
Allah telah mengarahkan kita untuk mengutamakan akhirat tanpa mengabaikan kepentingan dunia. Sudahkah kita memperhatikan ???
 
Allah telah menghinakan orang-orang lalai dengan kedudukan lebih jelek dari hewan ternak. Masih terlena jugakah kita ???
 
Allah telah memerintah kita untuk memperhatikan apa yang kita persiapkan untuk hari besok di akhirat dan tidak melupakan (mengabaikan) Allah, Sudahkah kita memperhatikan dan menanggapinya ???
 
Dengan status keterpelajaran manusia masa kini seharusnya mereka menyadari kesalahan fatal bila tetap  terperangkap dalam kelengahan berkepanjangan karena jelas hal demikian bertolak belakang dengan ajaran Nabi yang sudah demikian sering kita dengar yaitu bahwa siapa yang keadaannya sama dengan kemarin dia rugi sedang yang akan meraih kemenangan adalah yang keadaannya lebih baik dari kemarin.

Bahkan seharusnya membuat kita gemetaran dan ketakutan mendengar sebuah hadits riwayat Al Baihaqi, “Orang yang paling pedih azabnya besok pada hari kiamat ialah orang Alim yang Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat”.
 
Mari kita ikrarkan tekad untuk merubah diri kita, sikap acuh ke sikap peduli akan keselamatan kita dunia dan akhirat sekarang pada detik ini tidak ditunda-tunda lagi.
 
Tidak malukah kita sebagai orang terpelajar yang terus menerus berbohong dan membohongi diri sendiri dan Allah ?
 
Tidak khawatirkah kita terkelompokkan pada orang ghafil yang membohongi dan mengkhianati diri sendiri ???
 
Kita hayati sepenuh penghayatan essensi dan hakikat doa yang kita panjatkan berulang-ulang dan kita tindak lanjuti dengan sikap yang selaras dalam berbagai aspek kehidupan kita.
 
Kita sadarkan diri kita secara berkelanjutan bahwa kita berulang-ulang memohon kepada Allah, “Tunjuki kami jalan yang lurus yang telah Dikau karuniakan kepada mereka (para Anbiyaa, Shidiiq, Syuhada dan Shaalihiin) bukan jalan orang yang  Dikau murkai dan bukan pula jalan orang yang sesat”.
 
Dalam pergolakan hidup sangat mungkin kita terpeleset keluar jalur namun bila kita tetap berupaya menjaga kesadaran melekat sebagai hamba Allah. Insya Allah kita masih dapat mengharapkan pertolongan Allah untuk kembali ke jalan lurus.
 
Diriwayatkan bahwa Abu Bakar Ash Shiddiq r.a yang telah dijamin sebagai calon penghuni Surga masih suka memohon perlindungan kepada Allah dari sikap lalai.
 
“Wahai Tuhan, aku berlindung kepadaMu dari menjadi orang yang lalai”
 
Mari kita amalkan doa ini dan tentu pula doa dan dzikir yang sudah banyak kita ketahui tapi sering lupa dan lalai untuk mengamalkannya berupa dzikir dari pagi bangun tidur sampai tidur kembali di malam hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar