Senin, 28 November 2011

Mengutamakan yang Paling Utama

Apa yang paling utama dalam kehidupan manusia ?
Jawabannya jelas akan sangat beragam, tergantung posisi dan sudut pandang  setiap orang.
Sebagai seorang muslim sudut pandangnya jelas dirujuk pada tuntunan Allah dan RasulNya
Yang paling utama bagi setiap muslim ialah memantapkan diri dengan kesadaran dan keyakinan bahwa dirinya adalah hamba Allah dengan tugas paling utama ”beribdah kepada Allah”

Beribadah kepada Allah bukan menyembanyNya. Para penyembah makhluk Allah melakukan kegiatan sembahyang pada waktu dan tempat tertentu.

Seorang muslim selalu dalam keadaan beribadah tidak terikat waktu dan ruang, Dasarnya adalah :

  1. ”Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Ilah selain Aku, maka beribadahlah padaKu”. (QS Thaha/20 : 14)
  2. ”Katakanlah, ”Sesungguhnya aku diperintahkan supaya beribadah kepada Allah dengan Ikhlas semata dalam menjalankan agama. Dan aku diperintah supaya menjadi orang yang pertama-tama berserah diri. Katakanlah, ”Sesungguhnya aku takut akan siksaan pada hari yang besar bila aku durhakai Tuhanku”. Katakanlah, ”Sesungguhnya HANYA kepada Allah aku dengan Ikhlas beribadah dalam menjalani agamaku”. (QS Az Zumar/39 : 11-14)
  3. ”Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu”. (QS Az Zaariaat/51 : 56)
Ibadah yang dituntut Allah adalah ibadah yang ikhlas bersih dari unsur-unsur syirik kecil dan syirik besar, yang sesuai dengan tuntunan Al Quran dan As Sunnah ”...maka barang siapa mendambakan perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah beramal shaleh dan tidak mempersekutukan Allah dalam ibadah kepadaNya dengan apapun”. (QS Al Kahfi/18 : 110)

Setelah menyadari bahwa tugas paling utama seorang muslim adalah beribadah secara ikhlas tanpa syirik kepada Allah maka tindak lanjutnya adalah memahami dan menghayati arti sebenarnya dari ’Ibadah itu. Kita coba menyerap dan meresapkan arti ”Ibadah” secara umum maupun khusus.
 
Definisi ’Ibadah secara umum ialah : ”Ibadah itu nama yang mencakup segala yang disukai dan diridhai Allah SWT baik berupa perkataan maupun perbuatan dihadapan umum maupun ketika tersembunyi”
 
Sedang pengertian ’ibadah secara khusus terbagi dalam beberapa ungkapan sesuai bidang ilmu.
Ulama fiqih : ”Segala ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah dan mengharap pahalanya di akhirat”
 
Ulama tafsir dan hadits : ”Meng-Esa-kan Allah dan men-ta’dhimkan-nya, menghinakan diri dan merendahkan diri kepadaNya”.
 
Ulama tashawwuf : ”Perbuatan seorang mukallaf yang berlawanan dengan hawa nafsunya sebagai pengagungan kepada Tuhannya”. 
 
Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya berkata : ”Ibadah itu suatu pengertian yang mencakup kesempurnaan cinta, tunduk dan takut”.

Setelah kita mengetahui definisi ’Ibadah secara umum dan khusus kita tingkatkan lagi untuk menemukan hakikat dan ruh ’ibadah agar ’ibadah kita mampu menghasilkan nilai tambah pada diri masing-masing dan mampu meningkatkan kedudukan kita disisi Allah sebagai mumin muttaqin muhsin dan shaleh.
 
Bila dalam urusan keduniaan kita selalu berupaya meningkatkan kwalitas diri sebagai manusia professional maka jauh lebih penting dalam urusan akhirat kita tidak tertinggal atau mengabaikan upaya peningkatan kwalitas diri dihadapan al khaaliq untuk meraih gelar ” H a m b a k u ” disisiNya.
 
Ingat firman Allah dalam QS. Al Fajr ayat 27 s.d 30 :
”Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan dirihai (Tuhanmu). Maka masuklah kedalam golongan hambaku. Dan masuklah kedalam sorgaku”.

UNTUK ITU MARI KOBARKAN SEMANGAT JUANG DIJALAN ALLAH. KITA EVALUASI KEMBALI TINGKAT KEJUJURAN DAN KESUNGGUHAN KITA SETIAP KALI KITA UCAPKAN SYAHADATAIN SEHINGGA UCAPAN ITU TIDAK SEBATAS UCAPAN LISAN YANG TIDAK MENYENTUH PUSAT INDRA.

”Dan kembalilah kepada Tuhanmu (bertaubat) dan tunduklah kepadanya sebelum datang azab kemudian kamu tidak tertolong lagi. Dan ikutilah sebaik-baiknya apa yang diturunkan kepada kamu sebelum datang azab secara tiba-tiba sedang kamu tidak menyadarinya”. 
(QS Az Zumar/39 : 54-55)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar